Lumbung Padi Bayah Tergusur

Kompas Senin, 22 Oktober 2007

Pascal S Bin Saju dan R Adhi Kusumaputra

Mohammad Arief (64) memandang hamparan sawah nan hijau miliknya di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Dia membayangkan sawahnya seluas 1,8 hektar, warisan turun-temurun, yang selama ini menjadi sumber nafkah keluarganya bakal lenyap.

Arief adalah salah satu dari ratusan warga pemilik sawah, kebun, dan tegalan yang tersebar di lima desa di Kecamatan Bayah, yang saat ini sedang galau. Sawah produktif miliknya yang dalam setahun dapat panen tiga kali bakal tergusur untuk kawasan industri semen PT Boral Indonesia, perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Australia.

Sekali panen, sawah Mohammad Arief menghasilkan 6,5 ton gabah. Jika dalam setahun tiga kali panen, sawahnya menghasilkan 19,5 ton gabah senilai rata-rata Rp 58,5 juta. Bagi Arief, uang sebanyak itu sangatlah berarti. Apalagi untuk ukuran hidup di kota kecamatan Bayah, di wilayah pantai selatan Banten.

“Kami tidak akan menghambat program pembangunan kawasan industri semen itu, asalkan harga sawah produktif ini dihargai sewajarnya,” kata Arief dalam percakapan dengan Kompas, Senin (8/10) pagi di Bayah.

Sekadar untuk perbandingan, harga tanah di tengah kota kecamatan Bayah saat ini sudah Rp 500.000 per meter persegi, terutama di dekat terminal dan pasar. Ini salah satu indikator betapa Bayah berada di posisi strategis di kawasan pantai selatan Banten.

Sesuai dengan kesepakatan yang dibuat warga bersama Ikatan Sarjana Bayah (Isaba) pada 4 Maret 2007, harga sawah tiga kali panen setahun ditetapkan Rp 175.000 per meter persegi (m>sup<2>res<>res<), sawah satu kali panen setahun Rp 125.000 per m>sup<2>res<>res<, tanah darat produktif Rp 100.000 per m>sup<2>res<>res<, dan tanah darat tak produktif Rp 75.000 per m>sup<2>res<>res<.

Lokasi sawah Arief jaraknya hanya satu kilometer dari pusat kota kecamatan Bayah sehingga nilai ganti rugi sawahnya dianggap wajar.

“Patokan kami adalah harga tanah di Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Harga sawah di sana dihargai Rp 120.000 per m>sup<2>res<>res<. Itu kasus kecelakaan, sedangkan sawah kami sengaja digusur untuk kepentingan investasi industri semen. Sawah kami warisan turun-temurun nenek moyang, bahkan lumbung padi di Bayah. Sekarang harga beras Rp 4.000-Rp 4.500 per kilogram, apalagi jika lumbung padi ini habis tergusur,” ungkap Arief lagi.

1.044 hektar
PT Boral Indonesia menanamkan investasi senilai 183 juta dollar Amerika Serikat untuk pembangunan kawasan industri semen di lahan seluas 1.044 hektar. Kawasan itu melenyapkan lima desa, yaitu Desa Bayah Barat (290 hektar), Desa Bayah Timur (219 hektar), Desa Suwakan (93 hektar), Desa Darmasari (253 hektar), dan Desa Cikatomas (189 hektar).

Oleh PMA dengan perusahaan induk Boral International Pty Ltd Australia yang bermarkas di Sydney itu, lahan seluas 10,4 juta meter persegi ini direncanakan menjadi areal pabrik semen (80 hektar), areal pertambangan (915 hektar), dermaga (25 hektar), akses jalan, perumahan, fasilitas umum, fasilitas sosial dan penunjang lainnya (20 hektar).

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Lebak Amir Hamzah saat ditemui di kantornya di Rangkasbitung mengatakan, analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) PT Boral Indonesia sudah selesai. Proyek pembangunan akan segera dilaksanakan tahun 2008. “Jika PT Boral Indonesia beroperasi tahun 2012, kehadiran industri ini dapat menjadi lokomotif ekonomi wilayah Banten selatan,” kata Amir Hamzah.

Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dari investasi senilai 183 juta dollar AS, sumber pembiayaan dari modal sendiri 30,5 juta dollar AS dan pinjaman 152,5 juta dollar AS. Dari 30,5 juta dollar AS itu, penyertaan dalam modal perseroan asing 100 persen terdiri atas Boral Building Material Pty 1,5 juta dollar AS dan Boral International Pty Ltd Australia 28,975 juta dollar AS.

BKPM mensyaratkan, setelah 15 tahun beroperasi secara komersial, PT Boral Indonesia harus menjual sahamnya ke warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia.

Pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Lebak mendukung kehadiran PT Boral Indonesia. Masyarakat pemilik tanah pun sesungguhnya menyatakan tidak akan menghambat pembangunan, asalkan mereka memperoleh harga ganti rugi yang wajar.

Melalui perantara
Akan tetapi, yang menjadi persoalan, hingga kini, sejumlah warga belum cocok dengan nilai ganti rugi. “Ibaratnya, calo-calo tanah dapat motor, kami pemilik tanah hanya dapat sepeda,” kata Arief, melukiskan betapa banyaknya calo tanah berkeliaran dan menekan warga.

Pemilik tanah sempat diundang dalam acara sosialisasi antara perusahaan dan pemilik tanah pada 4 Oktober 2007. Undangan yang dibuat Camat Bayah Tahlidin itu menyebutkan pemilik tanah bertemu dengan pihak PT Boral Indonesia. Namun, dalam pertemuan itu, investor diwakili PT Lebak Harapan Makmur, yang menguasai sebagian lahan sejak tahun 1995, sehingga para pemilik tanah yang hadir kecewa.

Tanpa calo
Padahal, Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya dalam surat keputusannya menyebutkan pembayaran ganti rugi tanah, bangunan, dan tanaman tumbuh di atasnya tidak dibenarkan dilaksanakan melalui perantara. Pembayaran harus langsung kepada yang berhak menerima.

Kepala Desa Damarsari Maman Suparman mengatakan, di wilayahnya tak ada rumah penduduk yang tergusur. Namun, pemilik tanah umumnya tak ingin kehilangan sawah. Mereka minta disediakan sawah di lokasi lain yang tak jauh dari lokasi sebelumnya.

Deretan angka jutaan dollar AS itu mungkin tidak dipahami sepenuhnya oleh pemilik sawah di Bayah seperti Arief. Dia hanya tahu, kelak lumbung padi miliknya bakal hilang dan dia akan kehilangan sumber nafkah untuk keluarganya. Siapa yang bertanggung jawab menyediakan kembali sawah produktif milik warga Bayah setelah lahan itu disulap menjadi industri raksasa milik orang asing?

Pembangunan di Lebak jangan sampai “menelan” korban. Rakyat hanya tetap menjadi penonton, tanpa dapat merasakan manfaatnya.

11 responses to “Lumbung Padi Bayah Tergusur

  1. Menurut saya dampak lingkungan y akan d timbulkan olh aktifitas pt boral tidak sepadan dg biaya y diterima olg masyarakat.Efek debu y ditimbulkan akan menjadi polusi.Ditakutkan seperti kawasan industri d gunung putri.

  2. Assw. Sebetulnya pembangunan PT BORAL ini sangat bagus jika ditinjau dari beberapa segi, misalnya devisa untuk masyarakat banten khususnya, dan umumnya bagi devisa bangsa Indonesia. namuan banyak hal yang pastinya menimbulkan dampak dari pembangunan perusahaan ini, dan saya kira dampak yang akan ditimbulkan oleh perusahaan tersebut akan menimbulkan banyak masalah bagi propinsi kami, dan tidak menutup kemungkinan bayah akan jadi kota atau daerah yang polutannya terbanyak di Indonelsia mengingat PT BORAL ini adalah PT Semen yang berdevisa dan mempunyai wilayah atau lingkungan operasi yang sangat besar. So….. mohon untuk manager dan pengurus PT BORAL yang saya hormati, mohon diperhatikan AMDAL yang baik. Trims. Agus Firmansyah Mahasiswa UPI Jurusan Teknik Mesin semester Akhir.

  3. iwan siswanto

    sebaiknya PT. BORAL lebih peduli dengan kegiatan pelajar/mahasiswa Bayah. karena sejauh ini kontribusi untuk Masyarakat sekitar belum cukup hanya berupa pelatihan yang belum jelas ujungnya. coba adakan bea siswa untuk mahasiswa bagi mahasiswa dan pelajar, karena masyarakat Bayah belum cukup mampu mengenyam pendidikan tinggi karena faktor ekonomi, padahal mereka dikatan cukup pintar dalam sekolah

  4. iwan siswanto

    saya sebagai warga asli bayah takut akan terjadi kerusakan lingkungan, sekaligus sebagai mahasiswa yang tidak mampu, sampai sejauh ini belum merasa dampak yang baik dari PT. BORAL tetapi pembangunan sudah mulai dilaksanakan walaupun tersendat-sendat, karaena hal ini pengelolaan yang dan pendekatan terhadap masyarakat belum maksimal

  5. Fiendra Bagus Prana

    Sebagai warga asli Bayah,ingin mengingatkan kepada pihak-pihak terkait dalam rancana pembangunan yang dilakukan PT.Boral ini,khususnya Pemerintah Kabupaten Lebak hendaknya lebih bijaksana melihat dampak kedepannya dan lebih sensitif tentang keinginan warga Bayah dan sekitarnya.Agar suatu saat nanti jangan sampai warga Bayah dan sekitarnya menjadi “Tamu di Rumah Sendiri”.

  6. aswb.

    Kenapa ya selalu sawah yang dikorbankan… nanti kalau ada krisis pangan apa rakyat Banten mau disuruh makan semen sedekah dari Ausie…

    Yang akan terjadi bukan hanya kerusakan lingkungan, tapi juga sosial dan ketahanan Nasional.

    wswb

  7. aliansi masyarakat Bayah

    ieu komentar teh ngawakilan sadaya urang Bayah, da abdi teh asli ti Bayah.

    ga deh…!!! kalo boral berdiri kita bisa mati berdiri,truz kita ga makan karena sawahnya abiz buat jalan ma’ pabrik, truz orang Bayah kena penyakit bengek, sesek nafaz, kulitnya bersisik.huh…ngeri-ngeri-ngeri banget ga seh!!!
    masuk berita nanti kalo orang Bayah miskin, penyakitan, jadi gembel. jadi dilema neh…ato phobia.
    #-@!!21*9))^5%%!!!!!???
    ??/ (ga ngerti kan ???) sam-ma!

    atas nama warga Bayah dan Himpunan Mahasiswa Bayah.
    hatur nuhun tararengkyu dan dukung kami untuk mempertahankan tanah leluhur kami

  8. iwan siswannto

    mahal, jika harus menggadaikan mimpi
    murah jika mereka membayar mimpi kami
    tak ada sejengkal tanah yang akan kami bagi

    kami mempertahankan hidup kami
    kami menjaga hidup kami

    tak ada yang akan kami bagi kepada yang akan mencuri
    tak ada yang akan kami beri kepada yang akan menghianati

    sungguh kami pilu
    jika tanah kami diburu

    kemana kami akan bernaung
    dan kemana kami akan berlindung
    jika tanah leluhur kami dikuasasi para pencuri

  9. Memang sudah saatnya propinsi banten, khususnya daerah banten selatan memiliki perusahaan berskala nasional, dan itu akan mengangkat harkat dan derajat masyarat banten selatan khususnya dan juga akan meningkatkan tarap hidup masyarakatnya dengan kemampuan sdm yang ada diharapkan pemuda-pemuda banten selatan dapat ikut berpartisipasi dalam mendukung berdirinya PT. Boral…..Lain kitu Dulur…….!!!!!!!!

  10. full of shit for whatever industries.

Leave a reply to Dody Cancel reply